Rabu, 03 September 2014

untukmu (bukan lagu Tito Sumarsono)

Buatku, mencintaimu itu sangat MUDAH,
bertahan bersamamu itu TIDAKLAH SULIT, tetapi
HARUS hidup dan berdiri tanpamu itu TIDAK PERNAH mudah!
Jika suatu saat aku mampu, itu semua aku lakukan UNTUK KAMU yang selalu mencintaiku
dan
UNTUK KITA yang saling mencintai selamanya.

AKu mencintaimu sebagaimana dirimu.
Kamu hanya perlu menjadi dirimu dan tak perlu berusaha membuatku terkesan.
Apapun yang kamu lakukan hanya selalu membuatku semakin mencintaimu.
Bahkan dengan segala hal yang kamu sembunyikan dariku, itu tidak membuatku kehilangan rasa itu.
Ya, aku jatuh cinta padamu.

Tetap bertahan bersamamu itu sungguh menyenangkan.
Bukan karena tidak pernah ada pertengkaran, perdebatan, perselisihan, kesalahpahaman
Bukan pula karena tidak ada cemburu, curiga, dan semacamnya.
Kita banyak mengalami hal-hal itu.
Bukan hanya sekali atau dua kali, tetapi beberapa kali (definisikan sendiri apa maksud dari "beberapa kali").
Tetapi kita selalu bisa mengatasi semuanya.
Aku tidak tahu pasti mengapa, mungkin orang-orang yang tidak mau tahu alasannya mereka akan mengatakan itu adalah "takdir".
Tapi aku mencoba mencari jawabannya versiku sendiri, mungkin berbeda dengan versimu atau orang lain yang melihat kita selama ini.

Dan inilah versiku:
Aku tetap bertahan dalam semua cobaan hubungan kita karena
  • dari awal aku sudah memilihmu menjadi orang yang akan menemaniku seumur hidupku (aku yakin kau pun begitu); 
  • aku bersedia berkomitmen denganmu sejak awal perjumpaan kita (aku yakin kau pun begitu); 
  • aku memiliki keyakinan, impian, harapan demikian juga dengan dirimu memilikinya. Aku yakin aku dan kamu melihat ke arah yang sama; 
  • aku yakin aku untuk kamu dan kamu untuk aku; 
  • aku selalu menemukan alasan untuk tetap tinggal (aku yakin kau pun begitu); 
  • kamu selalu menguatkanku untuk bertahan bersamamu; 
  • aku menjadi lebih baik bersamamu karena aku belajar bersamamu,berjuang bersamamu, dan semuanya bersamamu; 
  • dalam setiap permasalahan itu, pada akhirnya aku jatuh cinta padamu untuk kesekian kalinya.
Aku rasa itu yang saat ini teringat olehku.
Dan aku percaya bahwa jodoh itu pilihan, dan aku telah memilihmu menjadi jodohku. Dan jika ini adalah bagian dari apa yang namanya takdir, maka izinkan aku mengatakan bahwa dalam hal ini menurutku pribadi, aku menentukan takdirku sendiri. (aku harap tidak ada yang mempermasalahkan pendapatku ini)

Saat "buku"mu telah tertutup, aku yakin itu "tulisan" terbaikmu...semuanya mampu menginspirasi orang-orang.
Ibarat sebuah buku, itu adalah Best seller
Sampai saat ini aku masih belum sepenuhnya bisa menjadi setegar dan sekuat yang orang-orang harapkan.
Aku berpikir paling tidak aku hanya harus bisa berdiri dulu, tidak perlu harus berjalan meskipun berdiri pun terkadang aku masih terjatuh.
Jika pun aku mampu melangkah maju tapi aku mundur lagi, itu bukan menjadi masalah karena paling tidak aku sudah mau mencoba...toh aku mundur pun bukan karena keinginanku. Aku hanya merasa aku belum sanggup.
Aku hanya tidak mau terlalu keras dengan diriku sendiri...dan aku harap kamu mengerti dan memahamiku sebagaimana kamu selama ini memahamiku.
Tetapi di balik semua itu, aku berharap suatu saat aku mampu berdiri dan melangkah bersamamu (meskipun tak ada lagi ragamu di sisiku).
Suatu saat, ketika aku mampu berdiri, melangkah, berjalan bahkan berlari masih ke arah yang sama yang kita lihat dulu, ketahuilah bahwa itu semuanya UNTUKMU dan untuk
KITA.


Yang selalu mencintaimu,
-istrimu-



Senin, 01 September 2014

Conversation with a vegetable called Pare



Me: Pare, koe ngerti bedane konco, konco apik, sahabat, karo kenalan?
Pare : ... .
Me : eh pare,aku kanggomu kui koncomu, konco apikmu, sahabatmu, opo kenalanmu?
Pare : ... .
Me : eh pare, mati lampu ikiy, koe ojo meleleh yo, yen koe meleleh mengko aku curhat karo sopo? Janji?! *sodorinjentiktapiternyataparegakpunyajentik
Pare : ... .
Me : eh pare, koe reti ra?jerawatan neng cuping hidung kui sengsara banget...po meneh yen lagi sedih, nangis trus meler. *clingukanternyatapareranduweirung