Rabu, 12 Januari 2011

dear my bestfriend

dear my bestfriend,

kamu tau kan kalo aku suka pada'nya'?

kamu tau kan kalo aku masih menyukai'nya' sampai saat ini?

kamu tau juga kan kalo aku sering bercerita tentang kami ke kamu?

kamu tau pasti kan bagaimana perasaanku?

sekarang aku baru tau kalo ternyata 'dia' menyukai seorang sahabatku

yang juga sering mendengarkan luapan perasaanku sepertimu.

bak seorang dokter profesional,

ia memilih sebilah pisau bedah yang paling tajam.

sungguh tajam kau tau..

sampai-sampai tak kudapati rasa nyeri saat pisau itu akhirnya mulai menggoresku

lagi..lagi..dan lagi ia menggoresku..

sungguh menggoresku kau tau...

semuanya tak kusadari.

di awal perkenalannya, perasaanku sudah terasa mengganjal

semua komentarnya aku anggap angin lalu

semuanya karena aku mempercayainya sahabat..kau tau..aku mempercayainya

aku percayakan semua cerita dan perasaanku padanya...

sebagaimana kupercayakan itu padamu sahabat.

sebagaimana orang yang sangat pandai

ia melakukan semuanya di belakangku sahabat..

tanpa aku tau tentunya...dan saat itu aku masih mempercayainya.

sampai saatnya..aku mendengarnya mengatakan semuanya..

aku beranikan tengokkan kepalaku ke dalam hatiku.

kau tau sahabat...hatiku sudah hancur oleh pisau itu..

dan sama sekali aku tidak menyadari kapan pisau itu mulai menggoresku..

hatiku sudah penuh kau tau..penuh gores.

saat itulah aku sadar ia mulai hancur berkeping-keping.

sekarang aku hanya harus memungutinya satu-persatu

menyedihkan bukan aku sahabatku?

tapi aku tidak mau orang melihat aku yang menyedihkan ini..

aku tidak mau belas kasihan mereka..

aku hanya butuh pengertianmereka...termasuk kamu sahabat

kamu sahabatku...dan akan tetap seperti itu...

sempat terbersit olehku

kabar apa yang akan aku dengar seandainya tak ada tembok raksasa itu?

akankah aku tetap dibiarkan mengetahui ini semua?

akankah ia memiliki keberanian yang sebesar ini?untuk mengatakannya padaku?

jika semua itu terjadi, akankah kau mau mendengarku?

apakah kau rela jika kupinjam bahumu sejenak..

sejenak untuk meluapkan genangan air mata

genangan yang mungkin tak mampu lagi aku bendung

haaah...sahabat, aku ingin mengatakan ini pada'nya'...

aku memang tak bisa menjadi seperti dirinya..

sungguh aku tak bisa..

tak bisa kurangkai 26 huruf menjadi jutaan kata yang menakjubkan..

menjadi rangkaian kalimat yang menusuk perasaan

lengkap dengan berbagai kiasan

dan maksud terpendam...

dan untuk'mu', hanya ini yang bisa aku lakukan...

aku tak bisa berkata-kata indah selayaknya seorang pujangga

aku hanya bisa seperti ini..

kau tau..hanya seperti ini..

hanya kata-kata seperti ini yang bisa aku berikan..

aku harap engkau bersedia menerima ini..

mengapa sampai saat ini kau terus diam???

haruskah aku yang memulainya lagi??

mungkin kau akan berpikir..

"lebay banget sih lo! nyante aja kali"

tapi memang ini yang aku rasakan, kau tau sahabat..

ini yang aku rasakan...

mungkin bagi mereka ini hal wajar...

tapi ini sungguh luar biasa buatku sahabat...

sungguh luar biasa kau tau...

terima kasih sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar